Cacing dewasa
bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu. Sapi atau domba kemudian
telur keluar kea lam bebas bersama fases domba. Bila mencapai tempat basah,
telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium.
Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea
auricularis-rubigranosa). Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi
sporokista (menetap dalam tubuh siput selama lebih dua minggu). Sporokista akan
menjadi larva berikutnya yang disebut redia. Hal ini berlangsung secara
parthenogenesis. Radia akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi
larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya
serkaria dapat menmbus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air. Di
luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk beberapa lama.
Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus
diri berupa kista yang dapat bertahan lama menepel pada rumput atau tumbuhan
air sekitarnya. Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus
dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa disana
untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang
lagi.
0 komentar:
Post a Comment