Siput merupakan pejamu perantara yang
pertama. Sekitar 40 spesies ikan sungai berperan sebagai pejamu sekunder.
Manusia, anjing, kucing dan banyak spesies mamalia pemakan ikan yang lain
merupakan pejamu akhir.
Cara penularan dan manusia terinfeksi
karena memakan ikan air tawar. Contohnya daging ikan yang mentah atau dimasak
tidak matang yang di dalamnya terdapat larva berbentuk kista (metaserkaria).
Pada saat dicernia larva cacing akan terbebas dari dalam kista dan bermigrasi
melalui Duktus Koledokus ke dalam pecabangan empedu. Telur dalam empedu
diekskresikan melalui tinja. Pada tempat yang sesuai, telur yang fertil (telah
dibuahi) akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Jika telur ini termakan oleh siput (lymnea) sebagai
pejamu pertama yang rentan, maka akan menetas dalam usus siput. Larva atau
mirasidium ini dalam 2 minggu akan berubah bentuk menjadi sporosista.
Sporosista yang tidak bersilia, kemudian
tumbuh dan akhirnya pecah menghasilkan larva kedua disebut redia. Redia masuk kejaringan siput. Didalam tubuh siput redia akan
tumbuhdan berkembang menghasilkan larva ketiga disebut serkaria. Serkaria ini kemudian bermigrasi atau meningglkan tubuh
siput dan masuk ke dalam air. Jika mengenai pejamu kedua (ikan), serkaria akan
menembus tubuh ikan dan biasanya masuk ke dalam daging ikan atau biasa juga di
bawah sisik (kulit). Saat itu membentuk metaserkaria (kista).
Ikan yang mengandung metaserkaria akan
termakan oleh manusia jika ikan tersebut tidak dimasak dengan matang.
Metaserkaria dalam bentuk kista akan masuk ke dalam sistem pencernaan, kemudian
berpindah kehati melalui saluran empedu dan tumbuh menjadi cacing dewasa, dan
mengulang kembali siklus hidupnya.
0 komentar:
Post a Comment